Pasbar, - WORKSHOP Menulis Kreatif dengan Konten Anak diselenggarakan Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat, Sabtu, 12 Oktober 2024, di Latifa Cafe & Resto Pasaman Barat, bersamaan Workshop Mendongeng dan Bertutur. Narasumber: Muhammad Subhan (Penulis, Pegiat Literasi, Founder Sekolah Menulis elipsis) dan Ainul Amni (akrab disapa BunNi, pendongeng Pasaman Barat). Kegiatan yang difasilitasi melalui Bantuan Pemerintah (Banpem) dari Badan Bahasa Kemendikbud ristek RI ini, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasaman Barat, diwakili Kabid PAUD dan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), Bapak Samsul Bahri, S. Pd.I., M.Pd. didampingi Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon. Sebanyak 60 peserta terdiri dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, dan pegiat literasi se-Kabupaten Pasaman Barat, antusias mengikuti kegiatan itu. Terima kasih undangannya FPL Pasaman Barat. Sukses. Salam kreatif.
Dalam sambutannya, Kabid PAUD dan PNFI menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Forum Pegiat Literasi Pasaman Barat. Pemerintah akan memberikan bantuan dan dukungan anggaran pendanaan kegiatan kepada organisasi atau komunitas maupun lembaga yang memang serius dan berkomitmen terus berkegiatan. Pemanfaatan media sosial dan media massa sebagai sarana memublikasikan kegiatan sangat membantu menyambungkan program dan kegiatan antara masyarakat dengan pemerintah
Denni Meilizon, Ketua FPL Pasaman Barat menyampaikan dalam sambutannya bahwa kesempatan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra dalam pengelolaan bantuan pemerintah untuk komunitas sastra ini, menjadi stimulus yang penting bagi mewujudkan Pasaman Barat sebagai kabupaten yang literat. Peserta Workshop ini nantinya diharapkan dapat menerapkan metode mendongeng dan bertutur yang baik sesuai materi pelatihan dan juga menjadi penulis-penulis buku cerita anak yang produktif untuk menambah kekayaan buku bacaan bagi anak Indonesia.
Dalam materi workshop mendongeng dan bertutur, BunNi mengajak semua peserta bagaimana menjadi pencerita yang baik bagi anak didik. Karena bahasa dan cara bertutur sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak-anak. Cara bertutur yang baik juga berperan penting untuk terbiasa berkomunikasi di muka umum.
Muhammad Subhan, pada sesi pelatihan menulis cerita anak, mengajak peserta untuk memahami secara detail target usia pembaca. Menentukan target usia pembaca merupakan langkah awal dalam menulis cerita anak. Untuk anak di bawah usia lima tahun, 70% merupakan ilustrasi, hanya dibutuhkan 30% teks. Begitu pula jika pembaca usia 6-9 tahun, perbandingan ilustrasi dan teks semakin terlihat. Usia sepuluh tahun ke atas anak-anak sudah mampu memahami cerita tanpa ilustrasi.
Kegiatan hari pertama berjalan khidmat dan menyenangkan, hingga sore tiba.